Laporan KKP Jalur Akses fiber


Jaringan Akses
7. Selasa  tanggal        :  9 Juni 2009                    
    Di  Bagian                :  Jaringan akses faiber
    Kegiatan                   :   Pengenalan diri kepada rekan-rekan kerja dari  
                                         devisi jaringan  akses faiber
8. Rabu  tanggal          :  10 Juli 2009                    
    Di  Bagian               :  Jaringan akses faiber
    Kegiatan                 :  Penerangan mengenai teori jaringan akses faiber
9. Kamis  tanggal        :  11 Juli 2009                    
    Di  Bagian               :  Jaringan akses faiber
    Kegiatan                 :  Teori yang dipaparkan yang  mengenai:
Jaringan Akses terdiri dari 3 bagian yaitu :
1.    Jaringan Akses Fiber
2.    Jaringan Akses Tembaga
3.    Jaringan Akses Radio
Pengertian Fiber Optic  berkaitan erat dengan  kabel serat optik yang memiliki kelebihan mampu menyalurkan data dengan kecepatan tinggi, band with sangat lebar dan tidak terpengaruh oleh sinyal elektromagnetik


Sejarah Fiber Optic
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930 para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup memuaskan karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960 perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas  (serat optik) namun juga mencoba untuk menyesuaikan cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, alat tersebut baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya. Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, alat ini sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi kehilangannya masih 20dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian. Secara perlahan pralatan ini mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu. raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
2. Time Line Pengembangan Fiber Optik
1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi 1954 Maser developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan maser yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)
1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena sisa-sisa cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan rubi laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963 Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.
1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di kota kota besar di Amerika AT&T mengumumkan akan menginstal fiber optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 “Doped” fiber amplifiers David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkan ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
10. Jum’at  tanggal    :  12 Juni 2009                    
      Di  Bagian           :  Jaringan akses faiber
      Kegiatan             :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan akses faiber
Latar belakang penemuan dan perkembagan  fiber optik
1917 Theory of stimulated emission
Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
1954 “Maser” developed
Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan “maser” yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio.
1958 Pengenalan Konsep Laser
Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)
1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser
Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser.
1960 Ditemukannya Operable laser
Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium.
1961 Glass fiber demonstration
Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.


1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis
Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.
1962 Pengembangan Gallium arsenide laser
Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer.
1963 Heterostructures
Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 kertas Landmark pada optical fiber
Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas.
1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian.
Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
1973 Proses Chemical vapor deposition
John MacChesney dan Paul. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil.
1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser
Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic
Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 s switching station.




1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika
AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama.
1987 “Doped” fiber amplifiers
David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.
1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic
Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkan ketika sudah mencapai 40mil.
1991 Optical Amplifiers
Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier.


1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik
TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon
1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia
Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
Dari penjelasan yg panjang di atas, dapat dilihat bahwa teknologi serat optik selalu berhadapan dengan masalah bagaimana caranya agar lebih banyak informasi yang dapat dibawa, lebih cepat dan lebih jauh penyampaiannya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya. Informasi yang dibawa berupa sinyal digital, digunakan besaran kapasitas transmisi diukur dalam 1 Gb.km/s yang artinya 1 milyar bit dapat disampaikan tiap detik melalui jarak 1 km.
11.  Senin  tanggal     :  15 Juni 2009                    
       Di  Bagian           :  Jaringan Akses Faiber
       Kegiatan             :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan Akses Faiber


Generasi Perkembangan Serat Optik
Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik  dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :
1. Generasi pertama (mulai 1975)
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
2 Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
3. Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
4. Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.
5. Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.


6. Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
12.  Selasa  tanggal      :  16 Juni 2009                    
      Di  Bagian              :  Jaringan Akses Faiber
      Kegiatan                :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan Akses Faiber


Jaringan Akses Fiber
Jaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber), merupakan suatu solusi strategis bagi jaringan pelanggan namun sangat sensitif terhadap jenis teknologi. Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila diterapkan secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan, efektifitas investasi serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru.
Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax).
DLC, PON dan AON  merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial.
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain :
·    Jenis jasa dan kapasitas.
·    Kemudahan O&M.
·    Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
·    Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).
·    Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
·    Biaya efektif
·    Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.


Fiber-Copper
Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1.


No    Teknologi    Konfigurasi Dasar    Tipe Jenis Jasa    Keterangan      
     DLC Konevensional    ·    Point to point    ·  IS-A     Telah banyak digunakan di dunia.      
     DLC generasi baru (NG DLC) atau Flexible Multipexer    ·    Point to point    ·  IS-A
·  IS-B     Relatif baru dan belum banyak digunakan.      
2.    PON    ·    Point to multipoint
·    Percabangan sinyal optik pasif    ·  IS-A
·  IS-B
·  DS     Mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1994.      
3.    AON    Point to multipoint melalui perangkat percabangan sinyal optik aktif    ·    IS-A
·    IS-B    Dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan.   


Tabel 1. Teknologi sistem JARLOKAF

Ada pun PON dan DLC tersebut sudah banyak diimplementasikan. Dari kapasitasnya, PON mau pun DLC mempunyai perbedaan seperti pada tabel 2.


JARLOKAF    Type    Kapasitas Perangkat        Bit rate      
        Di lokasi sentral    Di lokasi pelanggan          
PON    I    800    4           
    II    800    16           
    III    800    30           
    IV    800    60           
    V    800    120          
DLC    I    120    120    8 Mbps      
    II    240    240    34 Mbps      
    III    480    480    34 Mbps      
    IV    1920    1920    140 Mbps   


Tabel 2. Kapasitas sistem JARLOKAF
Fiber-Coax
Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layanan menuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabel serat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Very high-data Digital Subscriber Line).
Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulator-demodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN (Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data.
Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksud yang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU (Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaan istilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perlu adanya standarisasi dalam penamaannya.
Media yang digunakan dari headend sampai dengan fiber node adalah kabel serat optik, sebagai jaringan backbone. Sementara jaringan kabel koaksial dimulai dari titik fiber node sampai dengan terminal CUI, BIU atau MDU. Termasuk didalamnya sistem pencatuan perangkat, tapper dan amplifier. Perangkat CIU (Customer Unit Interface) digunakan untuk daerah residensial/perumahan, BIU (Business Interface Unit) untuk gedung perkantoran dan MDU (Multiple Dwelling Unit) pada apartemen/flat.
Layanan
Sistem DLC banyak digunakan bagi pelanggan yang terkumpul di gedung tinggi. Pemilihan sistem DLC basic atau primary disesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan pertimbangan investasi.
Sistem PON dapat digunakan bagi pelanggan terkumpul digedung tinggi maupun pelanggan tersebar di rumah-rumah tunggal dan akan semakin ekonomis bila digunakan juga untuk menyalurkan jasa TV kabel (CATV) dan jasa pita lebar lainnya. Hal ini ditempuh dengan cara instalasi co-located yaitu menggunakan kabel serat optik dan perangkat catu daya yang sama.



Layanan    PON    DLC       
POTS    Ö     Ö       
Payphone    Ö     Ö       
Saluran sewa analog    Ö     Ö       
Saluran sewa digital 64 kbit/s    Ö     Ö       
ISDN BRA    Ö     Ö       
ISDN PRA    Ö     –      
Saluran sewa
N x 64 kbit/s    Ö     –      
Saluran sewa 2 Mbit/s    Ö     –      
CATV    Ö     –   


Tabel 3. Perbandingan layanan DLC dan PON



13. Rabu   tanggal        :  17  Juni 2009                    
      Di  Bagian              :  Jaringan Akses Faiber
      Kegiatan                :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan Akses Faiber
Transmisi
Baik PON, DLC, maupun teknologi jarlokaf lainnya menggunakan suatu teknik transmisi. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit pada JARLOKAF ditunjukkan pada tabel 4.


Skema Transmisi    Skema Transmisi Dua Arah    Jumlah Serat Optik    Panjang Gelombang    Keterangan      
Space Division Multiplexing (SDM)    Simpleks    2 (dua)    1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima    Sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat optik yang berbeda.      
               ·    1550 nm sinyal kirim
·    1310 nm sinyal terima           
               ·    1310/1550 + x nm sinyal kirim
·    1310/ 1550 – x nm sinyal terima           
Time Compression Multiplexing (TCM)    Dupleks    1 (satu)    1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima    Sinyal kirim dan sinyal terima di-kirm pada waktu yang berbeda dan bergantian   


Tabel 4. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit
Antarmuka
Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah :
·    Antarmuka Z (analog 2 kawat)
·    Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
·    Antarmuka digital 2 Mbps V5.2.
Keterangan:
·    Ia = Titik referensi disisi LE
·    Ib = titik referensi disisi AN
·    QLE = Titik referensi TMN disisi LE
·    QAN = Titik referensi TMN disisi AN
Modus Aplikasi
Sistem JARLOKAF paling sedikit memiliki dua buah perangkat opto-elektronik yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur JARLOKAF berbeda pula yaitu:
Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau bila infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.
Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil (£ 120 SST). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.
Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartemen.
Fiber To The Home (FTTH)
TKO terletak di dalam rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor atau IKR hingga beberapa puluh meter.


E. Bagian serat optic
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
a. Single mode fiber optic
Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja.
Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau 1550 nanometer.
Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.
b.Multi mode fiber obtik
Sesuai dengan namanya teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optiknya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.
Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi inijuga bertambah.
Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.
Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single mode.
Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya. Ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion juga meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.
Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling maksimal.


2.Berdasar kanin deksbiascore :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.


Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil.


Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya


14. Kamis   tanggal        :  18  Juni 2009                    
      Di  Bagian                :  Jaringan Akses Faiber
      Kegiatan                   :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan Akses Faiber


F. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
Tahan terhadap gangguan RFI (Radio Frequency Interference) dan EMI (ElectroMagnetic Interference)
Keamanan, tidak bisa disadap melaui kabel biasa
Band with yang besar
Tidak berkarat
Jangkauan lebih jauh dibanding kabel tembaga
Kecepatan transfer lebih tinggi


Kekurangan :
Goncangan fisik akan menjadi gangguan terhadap signal
Sulit dalam instalasi dibanding kabel tembaga
Penyambungan untuk instalasi atau apabila putus
Apabila kabel dibengkokkan sering menimbulkan kabel menjadi patah


Job sheel
Penarikan kabel udara
Pekerjaan penggelaran kabel udara kapasitas 20 pair untuk 2 gawang (span)
Intruksi: 1. penarikan kabel dilakukan dengan perkelompok (satu kelompok terdiri dari 5  
                   orang)
               2 .periksa kelengkapan tookit, sarana keselamatan kerja, alat bantu penarik dan     
                   material.
               3. yakinkan bahwa kondisi tiang dalam keadaan baik dan layak digunakan      
                   ‘tidak miring, tidak kropos, dan berdiri kokoh’
              4  lakukan penarikan kabel udara sesuai dengan prosedur dengan menggunakan   
                   peralatan sesuai dengan peruntukannya.
              5. lakukan penambatan kabel udara pada tiang awal, tiang pertama dan tiang
                  akhir.
              6. buat lenteran kabel udara (2% × panjang gawang)
              7. buat butiran kabel udara bila diperlukan.
  a. prosedur penarikan kabel udara
              1. pemasangan fasilitas keselamatan kerja
                  – pasang rambu-rambu pengaman disekitar lokasi kerja
             2.  pemasangan pulley (roll kabel) pada tiang
                 – pasang pole strap dan penggantung pulley (10 cm dari ujung tiang)
                 – pada penyebrangan jalan harus dipasang tali dan pulley sementara.
              3. Penempatan haspel
                  a. tempatkan haspel pada kable jact dalam posisi tegak (stabil)
                  b. perhatikan warna pita pelilit pada ujung kabel (merah atau biru)hal ini
                      sangat  penting  untuk menentukan arah penarikan kabel


                4. penyiapan alat komunikasi
                    – dengan menggunakan fasilitas komunikasi (HT) ditempat pengukuran,
                      penarikan dan ujung kabel
                 5. pemasangan tali penarik kabel
                     a. pasang kabel grip pada kabel udara
                     b. hubungkan tali penarik kabel dengan swivel yang sudah terpasang pada
                         alat counter weigh sambungan dengan cable grip.
              6. penarikan kabel
                   a. lakukan penarikan kabel dan selama penarikan, antara petugas harus saling 
                       berkomunikasi
                  b. bila ujung  kabel  tersangkut pullay, segera hentikan penarikan dan  lakukan
                      pembetulan
              7. penambahan kabel pada pole strap.


Tampak akhir menggunakan span wartel:
Span wartel dipasang pada setiap kabel tambak awal dan akhir dan pada tikungan yang tajam
       –   lakukan lambat akhir dengan cara memasang span wartel (sekarang ulir) pada pole
           strap
       –   pisahkan antara bearer dengan kabel menggunakan kable spliter dan kupas bealer
           sepanjang kurang lebih 100 cm.
–   tambahkan kabel  bealer yang sudah dikupas pada span wartel dengan     
           menggunakan  timbel dan kencangkan dengan bulldog grip
      –   pasang split stopper agar kabel dengan bearer tidak terbelah
      –    tambahkan kable bearer yang sudah dikupas pada span wartel menggunakan
           timble dan kencangkan dengan bulldog grip
pasang split stopper agar dengan bearer tidak terbelah


PERAMALAN DEMAND
Tujuan: setelah mengikuti pelatihan
. mengetaui faktorl-faktor yang mempengaruhi permintaan sambungan telekomunikasi
. memahami kegunaan  peramalan
. mengetahui jenis-jenis data yang akan digunakan dan mengerti cara pengumpulannya.
. mengetahui metoda-metoda peramalan dengan pendekatan macro
. mampu meramalkan kebutuhan telpon yang akan datang


15. jum”at  tanggal       :  19  Juni 2009                    
      Di  Bagian              :  Jaringan Akses Faiber
      Kegiatan                :  Pengetikan bahan pelajaran dari Jarigan Akses Faiber


1. Peramalan
Peramalan adalah perkiraan antara sesuatu yang akan  datang yang berdasarkan pada data
saat ini (current data) dan data masa lampau (historial data) peramalan jumla peramalan /kebutuan  telpon merupakan referensi dasar  dalam menyusun strategi bisnis suatu perusahaan (pengadaan atau pembangunan) untuk mewujutkan ketersediaan layanan yang tepat lokasi


2. factor yang mempengaruhi permintaan satuan sambunga telpon


a. Ekonomi
    1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
    2. Pendapatan berkapita
b. Kependudukan
    1. Jumlah penduduk
    2. Tingkat pertumbuhannya
    3. Jumlah rumah tangga
    4. Demografi
    5. Tingkat pendidikan
    6. Jenis pekerjaan


c. Aktifas kawasan
    1. Pusat adminstrasi pemerintahan
    2. Bisnis/perdagangan
    3. Industri
    4. Daerah transit
    5. Pertanian
    6. Pariwisata,dll


d. Internal perusahaan
    1. Tarif (pasang baru, abonumen, pulsa, dll)
    2. Strategi pemasangan (advertising, distrupusi)
    3. Mutu pelayanan (tingkat gangguan, akses kastamer  seperti erfis point)
    4. Strategi product
3. Kegunaan peramalan
    Peramalan sebagai suatu cara untuk mengistimasi keadaan yang akan datang,     
    outputnya digunakan sebagai referensi atau informasi dasar pembuatan perencanaan    
    (baik perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek)
Perencanaan merupakan penyusun langkah-langkah dalam mengerjakan suatu
project dengan mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan menyesuaikan
dengan projek tersebut (administrasi, teknis pekerjaan, budget, sarana, strategi,
provisioning, dll.) terdri dari 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, menengah dan
panjang.
Penerapan ketiga jenis perencanaan tersebut tergantung dari jenis produk, tingkat
pertumbuhan permintaan, service life, biaya tetap dan variable
Contoh projek dengan peencanaan jangka panjang (>5 tahun) gedung sentral, duct, kabel
primer, rumah kabel, dan lain-lain
Conto projeck dengan perencanaan jangka menengah (>1 tahun s/d 5 tahun):kabel
sekunder atas tanah,distribution point (dp),dan lain-lain.
Contoh procek dengan perencanaan jangka pendek (<= 1 tahun):operarating planning
seperti preventive maintenance,dan lain-lain


4. Lingkup pekerjaan peramalan
    Dalam peramalan jumlah permintaan telpon, pekerjaan yang harus dilakukan :
a. Pengumpulan data
b. Analisa data
c. Penghitung peramalan


pengumpulan data
data adalah segala sesuatu yang dapat mengambarkan suatu keadaan baik bentuk tulisan
maupun lisan yang bersumber dari hasil penelitian langsung (survey lapangan) maupun
dari instansi resmi baik pemerintah maupun suwasta seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
pemerintahan daerah dan lain-lain.


 Syarat-syarat data  yang baik
. Data harus objektif
. Data arus bisa diwakili
. Kesalahan baku harus kecil
. Data harus up to date
. data harus relevan


16.  Senin  tanggal       :  22  Juni 2009                    
       Di  Bagian             :  Jaringan Akses Faiber
        Kegiatan               :  Mencari kesimpulan dari bahan teori yang sudah dibahas
Kesimpulan
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

One response to this post.

  1. Great goods from you, man. I’ve be mindful your stuff prior to and you are just extremely fantastic. I really like what you’ve got right here, really like what you’re saying and the way wherein you say it. You’re making it entertaining and you still care for to stay it wise. I can’t wait to learn far more from you. That is really a terrific web site.

    Reply

Leave a comment